Iklan Bos Aca Header Detail

Menko Luhut Panjaitan Beber Rencana Hilirisasi Indonesia, Cakup Tiga Hal Penting, Kaltara Masuk Dalam Skema

Menko Luhut Panjaitan Beber Rencana Hilirisasi Indonesia, Cakup Tiga Hal Penting, Kaltara Masuk Dalam Skema

RADARLAMPUNG.CO.ID-Kementerian Koordinator  Bidang Kemaritiman dan Investasi menggelar webinar dengan ratusan pemimpin redaksi dan pimpinan media cetak, online dan televisi yang bernaung di bawah Disway National Network, Senin (10/1). Webinar tersebut juga merupakan rangkaian pre-launching Disway National Network. Hadir pula di Gedung Kemenkomarives Komisaris Utama WSM Grup, Dahlan Iskan. Dalam webinar tersebut, Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Panjaitan bersama tim Kemenko Inves memaparkan proses hilirisasi Indonesia dan rencana lanjutan hilirisasi Indonesia ke depan. “Hilirisasi menyebabkan pembangunan Indonesia lebih merata. Jawa sumatera 75 persen. Indonesia timur hanya 25. Sekarang sudah berimbang. Saya kira pemerataan yang diinginkan pak Jokowi jadi kejadian juga,” katanya. Didampingi dua stafnya, Septian Hario Seto dan M. Firman Hidayat, Luhut menjelaskan hilirisasi nikel meningkatkan ekspor besi dan baja menjadi awal proses diversifikasi ekonomi. Dalam data dipaparkan, bagaimana Indonesia pada 2019 lalu masih menduduki ranking 17 dunia dalam hal ekspor besi dan baja. Namun, pada 2020 ranking Indonesia meroket menjadi 9 besar. Dan pada 2021 Indonesia berada di ranking 6. [caption id=\"attachment_233698\" align=\"alignnone\" width=\"1168\"]\"Menko Sumber paparan Kemenko Marivest RI. Foto ist[/caption] Hilirisasi mengubah struktur ekonomi Indonesia menjadi lebih tidak mengandalkan komoditas mentah. Atau raw material. Hilirisasi juga mendorong industrialisasi di Kawasan timur Indonesia dan pemerataan ekonomi Indonesia. Dicontohkan, proporsi sector PDRB Kabupaten Sulawesi Tengah. Dari data terlihat sejak tahun 2010 hingga 2020, sector agrikultur yang awalnya mendominasi perlahan-lahan tergeser dan sector industry manfaktur yang pada 2010 hanya tercatat 7 persen sudah berkembang menjadi 27 persen (lihat data grafis dibawah). [caption id=\"attachment_233695\" align=\"alignnone\" width=\"1264\"]\"Menko Sumber paparan Kemenko Marivest RI. Foto ist[/caption] Dalam konteks rencana ke depan Hilirisasi industry Indonesia, Kemenko Maritim dan Investasi merangkum dalam tiga skema. Yakni Membangun basis industry bernilai tinggi tambah tinggi untuk mendukung digitalisasi ekonomi yang semakin pesat dan tren green economy. Industri tersebut mencakup semikonduktor/chip dan ekosistemnya, EV, serta software engineering. Kemudian , mengalokasikan sumber energi rendah emisi (green) untuk industry bernilai tambah tinggi. Terakhir, membentuk talent pool yang berkualitas melalui program penjaringan lulusan S1 jurusan Teknik dan sains untuk kemudian diarahkan bekerja pada perusahaan kelas dunia di bidang teknologi. Dan, Kawasan industri Kalimantan Utara akan menjadi motor hilirisasi berikutnya. Di Kawasan green industry Kaltara akan dibangun industri green aluminium. (lihat data). [caption id=\"attachment_233697\" align=\"alignnone\" width=\"1280\"]\"\" Sumber paparan Kemenko Marivest RI. Foto ist[/caption] Juga ke depan dipertimbangkan antara lain untuk mengembangkan potensi pengembangan produk polysilicon. Di sector ini. Indonesia memiliki setidaknya dua peluang. Yang pertama, bahan baku polysilicon adalah kuarsa yang banyak tersedia di Indonesia. Kuarsa ini kemudian diproses menjadi silicon metal untuk kemudian diproses lebih lanjut guna menghilangkan impurities atau bahan pengotor dan menjadi polysilicon. Proses menghilangkan impurities tersebut melibatkan banyak energi listrik. Oleh karena itu, harga listrik dan emisi karbon yang dihasilkan akan menentukan competitiveness dari polysilicon yang dihasilkan. Peluang inilah yang ingin ditangkap karena Indonesia memiliki sumber green energy yang besar dan harga yang kompetitif. “Kita punya green energy harga lebih murah. Transportasi cost murah. Harga energi murah. Factor utama orang tak bisa mengalahkan kita dalam hal ini. Dan kita punya raw materialnya,” jelas Luhut. Dijelaskan Luhut, pada waktu lalu, mungkin masih banyak yang tak setuju dengan hilirisasi yang dilakukan. “Tapi sekarang sekarang kita lihat buahnya. Saya kepada Anthony Blinken (Menteri Luar Negeri Amerika Serikat), saya jelaskan juga. ‘Anda tak tahu Indonesia itu. Indonesia negara besar’. Sekarang kita manage dengan baik,” katanya. (wdi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: